PUTRA
Putra Lematang, S.T.
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) modern menuntut efisiensi, keandalan, dan kualitas layanan yang tinggi. Salah satu teknologi kunci yang kini banyak diadopsi oleh perusahaan daerah air minum adalah SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). SCADA memungkinkan pengawasan, pengendalian, dan pengambilan keputusan berbasis data secara real-time, mulai dari instalasi pengolahan hingga jaringan distribusi dan pelanggan. Artikel ini merangkum secara komprehensif konsep, pengalaman, dan praktik terbaik dalam membangun SCADA PDAM, berdasarkan paparan narasumber dari Perumda Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung dalam webinar PERPAMSI
SCADA yang baik harus mampu mengintegrasikan perangkat baru dengan perangkat lama (existing), sehingga investasi sebelumnya tetap bermanfaat dan biaya pengembangan lebih efisien
Artikel ini disusun berdasarkan webinar PERPAMSI: "Konsep Membangun SCADA SPAM" yang menghadirkan narasumber dari Perumda Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung, serta pengalaman implementasi nyata di lapangan.
Mengapa SCADA Penting untuk PDAM?
SCADA PDAM menjadi kebutuhan mendesak dalam pengelolaan PDAM karena beberapa alasan utama:- Menjamin 3K (Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas) SCADA memudahkan pemantauan dan pengendalian agar air yang didistribusikan memenuhi standar kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sesuai regulasi pemerintah
- Monitoring dan Kontrol Real-time Operator dapat memantau kondisi sistem, mengidentifikasi gangguan, dan melakukan intervensi secara cepat.
- Efisiensi Operasional SCADA membantu meminimalisasi risiko kegagalan proses, mempercepat respons terhadap masalah, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data.
- Antisipasi dan Early Warning Sistem dapat memberikan peringatan dini terhadap potensi gangguan, kebocoran, atau penyimpangan kualitas air
Evolusi dan Pengalaman Implementasi SCADA di Tirta Raharja
Perjalanan membangun SCADA di Perumda Air Minum Tirta Raharja menunjukkan proses bertahap dan pembelajaran berkelanjutan:- 2009 Pembangunan awal SCADA masih bersifat lokal dan sederhana, hanya untuk instalasi tertentu.
- 2015 Mulai penerapan SCADA otomatis, namun masih terbatas pada monitoring lokal tanpa akses jarak jauh.
- 2015 (lanjutan) Pemasangan data logger yang mengirim data via SMS sekali sehari, namun kurang memadai untuk kebutuhan monitoring real-time.
- 2017 Pengembangan SCADA mandiri dari nol, dengan desain ulang agar lebih memahami sistem dan memudahkan troubleshooting.
- 2017–2020 Integrasi RTU (Remote Terminal Unit) dan data logger berbasis GPRS untuk monitoring real-time, serta pengembangan dashboard dan kontrol jarak jauh berbasis web dan mobile
Konsep Dasar dan Arsitektur SCADA
SCADA adalah sistem kendali industri berbasis komputer yang mengintegrasikan berbagai perangkat keras dan lunak untuk- Akuisisi data Mengumpulkan data dari sensor dan perangkat di lapangan.
- Monitoring dan kontrol Menyajikan data secara visual dan memungkinkan operator melakukan kontrol dari pusat.
- Penyimpanan dan analisis data Data disimpan dalam database untuk evaluasi dan analisis lebih lanjut.
Komponen | Fungsi Utama |
---|---|
Master Terminal Unit (MTU) | Pusat pengendali dan pengumpul data utama, biasanya di ruang kontrol pusat. |
Remote Terminal Unit (RTU) | Mengakuisisi data dari sensor di lapangan dan mengirim ke MTU; dapat dikontrol dua arah. |
Data Logger | Mencatat dan mengirim data secara periodik, biasanya satu arah dan hemat energi. |
Sensor/Instrumen | Mengukur parameter fisik seperti tekanan, debit, kualitas air (pH, suhu, dsb). |
Aktuator | Mengendalikan perangkat di lapangan seperti pompa, katup, dsb. |
Strategi Pengembangan SCADA SPAM
1. Penentuan Ruang Lingkup dan Tahapan- Mulai dari instalasi vital Prioritaskan monitoring dan kontrol di instalasi pengolahan air, reservoir, dan jaringan distribusi utama.
- Bertahap ke pelanggan Setelah sistem utama stabil, kembangkan monitoring hingga ke pelanggan potensial atau area kritis.
- Data Logger Cocok untuk lokasi tanpa pasokan listrik tetap, mengirim data secara periodik (biasanya satu arah).
- RTU Digunakan di lokasi dengan catu daya memadai, mampu komunikasi dua arah dan real-time, serta dapat diprogram untuk kontrol otomatis.
- Sensor Pilih sensor yang sesuai kebutuhan (flowmeter, pressure sensor, sensor kualitas air), pastikan kompatibel dengan sistem SCADA.
- Integrasi Komunikasi Gunakan teknologi komunikasi yang tersedia (GPRS, SMS, jaringan kabel) sesuai kondisi lapangan dan kebutuhan update data
- Manfaatkan perangkat existing Integrasikan alat-alat lama agar tetap berfungsi dalam sistem baru.
- Pengembangan dashboard Sediakan tampilan visual yang mudah digunakan untuk monitoring dan kontrol, baik melalui PC maupun perangkat mobile.
- Pengembangan database Simpan data historis untuk analisis performa, deteksi anomali, dan perencanaan pemeliharaan.
Manfaat Implementasi SCADA di PDAM
- Peningkatan Kualitas Layanan Operator dapat segera mengetahui dan mengatasi gangguan, menjaga suplai air tetap stabil dan berkualitas.
- Penghematan Biaya Operasional Deteksi dini kebocoran dan gangguan mengurangi kerugian air dan biaya perbaikan.
- Efisiensi Sumber Daya Monitoring otomatis mengurangi kebutuhan inspeksi manual dan mempercepat pengambilan keputusan.
- Transparansi dan Akuntabilitas Data historis tersimpan rapi, memudahkan audit dan pelaporan ke regulator.
- Fleksibilitas Operasional Sistem dapat diakses dan dikontrol dari mana saja, kapan saja, melalui perangkat mobile atau webTantangan dan Solusi dalam Penerapan SCADA
- Keterbatasan anggaran Solusi Bangun SCADA secara bertahap, manfaatkan perangkat existing, dan prioritaskan area kritis.
- Keterbatasan SDM Solusi Tingkatkan pelatihan teknis bagi operator dan staf IT.
- Integrasi perangkat lama dan baru Solusi Pilih perangkat yang mendukung standar komunikasi terbuka dan interoperabilitas.
- Ketersediaan infrastruktur komunikasi Solusi Sesuaikan teknologi komunikasi (GPRS, SMS, kabel) dengan kondisi lapangan.
Studi Kasus: Pengembangan SCADA di Tirta Raharja
Perumda Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung membangun SCADA secara bertahap, mulai dari instalasi pengolahan, reservoir, jaringan distribusi utama, hingga pelanggan potensial. Pengembangan dilakukan dengan prinsip:- Tidak membuang perangkat existing Semua alat lama tetap digunakan dan diintegrasikan.
- Penambahan perangkat baru RTU dan data logger dipasang sesuai kebutuhan dan ketersediaan catu daya.
- Dashboard web dan mobile Monitoring dan kontrol dapat dilakukan dari mana saja.
- Integrasi dengan GIS Data lapangan dihubungkan dengan sistem informasi geografis untuk analisis spasial dan perencanaan jaringanKesimpulan
Artikel ini disusun berdasarkan webinar PERPAMSI: "Konsep Membangun SCADA SPAM" yang menghadirkan narasumber dari Perumda Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung, serta pengalaman implementasi nyata di lapangan.