PUTRA
Putra Lematang, S.T.
Air merupakan sumber kehidupan utama bagi manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi. Di Indonesia, kebutuhan akan air bersih semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah, termasuk di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Lematang di Sumatera Selatan. Potensi air sumur di daerah ini sangat penting untuk dikaji, baik dari sisi ketersediaan, kualitas, hingga tantangan pengelolaan yang dihadapi masyarakat setempat.
Lematang.com akan membahas secara mendalam potensi air sumur di DAS Lematang, mencakup aspek geologi, hidrologi, kualitas air, tantangan lingkungan, hingga strategi pengelolaan berkelanjutan.
Potensi air sumur di DAS Lematang sangat besar dan vital untuk mendukung kehidupan masyarakat setempat. Namun, tantangan kualitas air akibat kandungan mineral dan pencemaran, serta risiko penurunan ketersediaan akibat perubahan iklim, memerlukan perhatian serius. Pengelolaan berbasis kearifan lokal, penerapan teknologi pengolahan air, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan menjadi kunci keberlanjutan sumber daya air sumur di kawasan ini.
Lematang.com akan membahas secara mendalam potensi air sumur di DAS Lematang, mencakup aspek geologi, hidrologi, kualitas air, tantangan lingkungan, hingga strategi pengelolaan berkelanjutan.
Profil Daerah Aliran Sungai Lematang
1. Lokasi dan Karakteristik Geografis
DAS Lematang terletak di Provinsi Sumatera Selatan dan dikenal sebagai salah satu dari sembilan sungai besar di wilayah ini. Sungai Lematang mengalir sepanjang 443 km, melintasi beberapa kabupaten dan kota, di antaranya Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Kota Prabumulih, dan Kabupaten Muara Enim. Hulu sungai ini berada di kaki Gunung Patah, bagian dari Pegunungan Bukit Barisan, dan bermuara di Sungai Musi.2. Kondisi Topografi dan Geomorfologi
Wilayah DAS Lematang didominasi oleh dataran rendah dengan elevasi 0-40 mdpl dan kemiringan lahan landai (8%-13%). Kondisi ini sangat mendukung aktivitas manusia, baik untuk permukiman, pertanian, maupun pengelolaan air. Morfologi dataran rendah memudahkan pembangunan infrastruktur, termasuk sumur gali dan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.Sumber Daya Air di DAS Lematang
1. Sumber Air Permukaan
DAS Lematang memiliki jaringan air permukaan yang melimpah, terdiri dari sungai utama (Sungai Lematang), anak-anak sungai seperti Sungai Piyabung, Sungai Tebat Jambu, Sungai Batanghari Siku, serta danau dan rawa seperti Danau Lebar dan Danau Candi. Air permukaan ini berperan penting sebagai sumber air baku, media transportasi, pengendali banjir, dan bahkan ritual keagamaan.2. Sumber Air Tanah Sumur Gali dan Sumur Bor
Air tanah di DAS Lematang banyak dimanfaatkan melalui sumur gali dan sumur bor. Sumur gali umumnya dibuat dengan kedalaman 5-10 meter, sedangkan sumur bor dapat mencapai kedalaman lebih dari 20 meter. Sumur-sumur ini menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat, terutama di daerah yang jauh dari sungai atau mengalami kesulitan akses air permukaan.Potensi Air Sumur di DAS Lematang
1. Ketersediaan Air Tanah
Ketersediaan air tanah di DAS Lematang dipengaruhi oleh curah hujan, kondisi geologi, dan karakteristik akuifer. Penelitian menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki akuifer yang cukup produktif, terutama di lapisan batuan sedimen dan pasir yang memiliki porositas tinggi. Namun, perubahan iklim yang menyebabkan penurunan curah hujan berpotensi menurunkan ketersediaan air tanah di masa depan.2. Kualitas Air Sumur
Kualitas air sumur di DAS Lematang sangat bervariasi tergantung lokasi dan kedalaman sumur. Di beberapa desa, air sumur dekat sungai utama cenderung keruh, berwarna kemerahan, dan berbau akibat kandungan besi (Fe) dan hidrogen sulfida (H2S) yang tinggi. Kondisi ini umumnya terjadi pada tanah jenis Entisols, Oksisols, dan Laterit hasil pelapukan batuan Formasi Muaraenim. Di sisi lain, sumur yang berada di perbukitan atau jauh dari sungai utama cenderung memiliki air yang lebih jernih dan layak konsumsi.Analisis Laboratorium Parameter Kualitas Air Sumur
1. Parameter Fisika dan Kimia
Pengujian laboratorium terhadap air sumur di beberapa desa di DAS Lematang menunjukkan variasi signifikan pada parameter seperti pH, total suspended solid (TSS), turbidity, kadar besi (Fe), dan kandungan H2S. Berikut beberapa temuan utama:- pH Sebagian besar air sumur memiliki pH netral hingga sedikit asam, masih dalam batas aman untuk konsumsi.
- TSS dan Turbidity Air sumur di dekat sungai utama seringkali keruh dan mengandung endapan kuning akibat reaksi besi dan sulfur.
- Kandungan Fe dan H2S Kadar besi dan hidrogen sulfida di beberapa lokasi melebihi baku mutu air minum, menyebabkan air berwarna kuning dan berbau.
- Chlorida dan Parameter Lain: Tidak ditemukan bukti signifikan adanya kontaminasi klorida dari air sungai ke sumur warga.
2. Perbandingan dengan Standar Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2018, sebagian besar parameter fisik air sumur di DAS Lematang masih memenuhi standar, kecuali di lokasi-lokasi tertentu yang terpengaruh oleh mineralisasi tinggi atau pencemaran lokal.Tantangan Pengelolaan Air Sumur di DAS Lematang
1. Pengaruh Geologi dan Lingkungan
Kondisi geologi wilayah DAS Lematang sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air sumur. Daerah dengan batuan sedimen yang kaya mineral besi dan sulfur cenderung menghasilkan air sumur yang kurang layak konsumsi tanpa pengolahan tambahan. Selain itu, proses fluvial dan dinamika sungai menyebabkan perubahan morfologi dan potensi intrusi air sungai ke sumur warga.2. Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim global diproyeksikan akan menurunkan curah hujan di wilayah DAS Lematang, meningkatkan risiko kekeringan dan menurunkan ketersediaan air tanah. Kenaikan suhu dan perubahan pola musim juga dapat mempercepat evaporasi dan menurunkan recharge akuifer.3. Permasalahan Infrastruktur dan Sosial
Beberapa sumur bantuan pemerintah tidak berfungsi optimal akibat pendangkalan atau kerusakan teknis. Selain itu, sebagian masyarakat masih bergantung pada air sungai untuk kebutuhan sehari-hari karena keterbatasan akses ke air sumur yang layak.Strategi Pengelolaan dan Konservasi Air Sumur
1. Penerapan Kearifan Lokal
Masyarakat DAS Lematang telah lama menerapkan kearifan lokal dalam pengelolaan air, seperti pemilihan lokasi sumur yang jauh dari sumber pencemaran dan penggunaan saluran air bambu (corot) untuk menyalurkan air bersih dari mata air pegunungan. Kearifan ini terbukti efektif dalam menjaga ketersediaan dan kualitas air sumur dari generasi ke generasi.2. Teknologi Pengolahan Air
Untuk mengatasi masalah kualitas, beberapa teknologi pengolahan air sederhana dapat diterapkan, seperti filtrasi pasir, aerasi untuk mengurangi kadar besi dan H2S, serta penggunaan bahan kimia penjernih sesuai standar kesehatan. Pengelolaan limbah domestik juga penting untuk mencegah pencemaran sumur.3. Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim
Upaya adaptasi meliputi konservasi air, penanaman vegetasi penahan air, recharge akuifer buatan, serta edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga sumber air tanah. Pemerintah daerah didorong untuk melakukan pemetaan potensi air tanah dan membangun infrastruktur sumur bor di lokasi rawan kekeringan.Potensi Ekonomi dan Sosial Air Sumur
1. Penunjang Kehidupan dan Ekonomi Lokal
Air sumur menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat DAS Lematang, menunjang aktivitas pertanian, perikanan, dan kebutuhan rumah tangga. Ketersediaan air bersih juga mendukung kesehatan masyarakat dan produktivitas ekonomi lokal.2. Peluang Pengembangan Wisata dan Edukasi
Keberadaan situs budaya seperti Percandian Bumiayu yang dikelilingi sumber air alami membuka peluang pengembangan wisata edukasi berbasis air dan lingkungan. Edukasi mengenai pentingnya konservasi air dapat menjadi bagian dari program wisata yang mendukung pelestarian budaya dan lingkungan.Tabel Kualitas Air Sumur di DAS Lematang (contoh)
Desa | pH | TSS (mg/L) | Fe (mg/L) | H2S (mg/L) | Warna/Bau | Status Kelayakan |
---|---|---|---|---|---|---|
A | 6.5 | 30 | 2.1 | 0.5 | Kuning, berbau | Tidak layak minum |
B | 7.0 | 20 | 1.8 | 0.3 | Agak keruh | Layak bersyarat |
C | 6.8 | 25 | 1.2 | 0.2 | Jernih | Layak konsumsi |
D | 6.7 | 28 | 2.0 | 0.4 | Kuning, berbau | Tidak layak minum |
E | 7.1 | 18 | 1.0 | 0.1 | Jernih | Layak konsumsi |
Potensi air sumur di DAS Lematang sangat besar dan vital untuk mendukung kehidupan masyarakat setempat. Namun, tantangan kualitas air akibat kandungan mineral dan pencemaran, serta risiko penurunan ketersediaan akibat perubahan iklim, memerlukan perhatian serius. Pengelolaan berbasis kearifan lokal, penerapan teknologi pengolahan air, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan menjadi kunci keberlanjutan sumber daya air sumur di kawasan ini.