Disinfeksi untuk Pengolahan Air yang Aman di PDAM

PUTRA

Putra Lematang, S.T.
Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan air minum. Air yang aman dan higienis sangat penting untuk mencegah penyebaran virus, sehingga proses disinfeksi pada pengolahan air menjadi sangat krusial. Webinar PERPAMSI pada 15 Juli 2020 membahas secara mendalam bagaimana proses disinfeksi yang benar dapat menjamin air yang didistribusikan oleh Perusahaan Air Minum (PAM) aman dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Artikel ini menyajikan rangkuman komprehensif dari webinar tersebut, membahas dasar-dasar disinfeksi, jenis-jenis desinfektan, mekanisme kerja, tantangan, dan tips praktis untuk memastikan air minum bebas dari risiko penularan COVID-19 dan mikroorganisme patogen lainnya.


Pentingnya Disinfeksi dalam Pengolahan Air Minum di Masa Pandemi​

Disinfeksi adalah proses memusnahkan mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit. Dalam konteks pandemi COVID-19, disinfeksi air minum menjadi bagian penting dalam upaya memutus rantai penularan virus.
  • Virus SARS-CoV-2 dapat bertahan di berbagai media, namun keberadaannya dalam air minum sangat kecil jika proses pengolahan air dilakukan dengan benar.
  • Proses disinfeksi yang efektif dapat memastikan virus tidak bertahan dan tidak menimbulkan risiko bagi konsumen.
  • Selain virus, disinfeksi juga membunuh mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan penyakit menular melalui air.

Dasar-Dasar Disinfeksi dan Jenis Mikroorganisme yang Ditargetkan​

Disinfeksi bertujuan untuk memusnahkan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme ini meliputi:
  • Virus Termasuk SARS-CoV-2, virus influenza, hepatitis, dan lain-lain.
  • Bakteri Seperti Escherichia coli, Salmonella, Vibrio cholerae.
  • Protozoa Contohnya Giardia dan Cryptosporidium.
Setiap mikroorganisme memiliki tingkat ketahanan yang berbeda terhadap disinfektan. Secara umum, virus dan bakteri lebih mudah dimusnahkan dibanding protozoa yang memiliki bentuk kista tahan lama.

Jenis-Jenis Disinfektan yang Umum Digunakan​

Berbagai jenis bahan disinfektan digunakan dalam pengolahan air, antara lain:

Klorin (Chlorine)​

  • Paling umum digunakan di Indonesia dan dunia.
  • Efektif membunuh virus, bakteri, dan sebagian protozoa.
  • Tersedia dalam bentuk gas klorin, natrium hipoklorit (kaporit cair), dan kalsium hipoklorit (kaporit padat).
  • Memerlukan waktu kontak dan konsentrasi tertentu untuk efektivitas optimal.
  • Memiliki kelebihan berupa residual yang bertahan dalam jaringan distribusi untuk menjaga kualitas air.

Ozon (Ozone)​

  • Disinfektan kuat dengan waktu kontak singkat.
  • Tidak meninggalkan residu dalam air.
  • Lebih mahal dan kompleks dalam pengoperasian.

Sinar Ultraviolet (UV)​

  • Menghancurkan DNA mikroorganisme sehingga tidak dapat berkembang biak.
  • Tidak meninggalkan residu kimia.
  • Efektivitas tergantung pada kejernihan air dan dosis radiasi.

Bahan Kimia Lain​

  • Seperti kloramin, hidrogen peroksida, dan senyawa berbasis peroksida.
  • Digunakan sebagai alternatif atau pelengkap klorinasi.

Mekanisme Kerja Disinfektan Terhadap Virus SARS-CoV-2​

Virus SARS-CoV-2 merupakan virus berlapis lipid yang relatif mudah dihancurkan oleh disinfektan. Mekanisme utamanya meliputi:
  • Penghancuran lapisan lipid virus Klorin dan ozon merusak lapisan lipid sehingga virus kehilangan kemampuan menginfeksi.
  • Kerusakan materi genetik UV dan klorin merusak RNA virus sehingga tidak dapat bereplikasi.
  • Penghambatan aktivitas enzim virus Disinfektan mengganggu proses metabolisme virus.
Penelitian menunjukkan bahwa dosis klorin yang umum digunakan dalam pengolahan air (misalnya 0,5 mg/L dengan waktu kontak 30 menit) sudah efektif untuk mematikan virus SARS-CoV-2.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Disinfeksi​

Efektivitas disinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Konsentrasi disinfektan Semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat dan efektif membunuh mikroorganisme.
  • Waktu kontak Waktu yang cukup diperlukan agar disinfektan bereaksi optimal.
  • pH air pH rendah (asam) biasanya meningkatkan efektivitas klorin.
  • Suhu air Suhu lebih tinggi mempercepat reaksi disinfeksi.
  • Kekeruhan dan bahan organik Kekeruhan tinggi dan bahan organik dapat menghambat penetrasi disinfektan dan mengkonsumsi bahan kimia sehingga mengurangi efektivitas.
  • Jenis mikroorganisme Beberapa mikroorganisme lebih tahan, misalnya kista protozoa.

Praktik Terbaik dalam Proses Disinfeksi Air Minum​

Untuk memastikan air minum aman dari COVID-19 dan patogen lain, beberapa praktik terbaik harus diterapkan:

1 Penempatan Titik Injeksi Disinfektan​

  • Titik injeksi harus strategis, idealnya setelah proses koagulasi dan filtrasi untuk memastikan air sudah jernih.
  • Penginjeksian klorin sebelum proses pengolahan dapat mengganggu proses flokulasi.
  • Penempatan titik injeksi ulang (reklorinasi) pada titik distribusi tertentu sangat penting untuk menjaga residual klorin hingga ke pelanggan.

2 Pengendalian Dosis dan Sisa Klorin​

  • Dosis klorin harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi air.
  • Sisa klorin minimal di ujung jaringan distribusi harus dijaga minimal 0,2 mg/L sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023.
  • Dosis berlebihan dapat menyebabkan bau dan rasa tidak sedap, serta potensi pembentukan produk sampingan berbahaya.

3 Monitoring dan Pengujian Rutin​

  • Pengujian kadar klorin residual secara rutin di berbagai titik jaringan distribusi.
  • Monitoring parameter kualitas air lain seperti pH, kekeruhan, dan suhu.
  • Pengujian mikrobiologi untuk memastikan tidak ada bakteri patogen.

4 Pengamanan dan Penanganan Bahan Kimia​

  • Penggunaan bahan kimia harus memperhatikan aspek keselamatan kerja dan lingkungan.
  • Penyimpanan dan penanganan bahan kimia harus sesuai standar untuk menghindari kecelakaan dan kontaminasi.

Tantangan dan Solusi dalam Disinfeksi Air Minum di Masa Pandemi​

Beberapa tantangan yang dihadapi PDAM dan pengelola air minum selama pandemi COVID-19 meliputi:
  • Kurangnya pemahaman tentang proses disinfeksi yang benar Banyak yang menganggap proses ini sepele.
  • Penempatan titik injeksi yang tidak tepat Mengakibatkan sisa klorin tidak merata dan risiko kualitas air menurun.
  • Pengelolaan dosis yang tidak optimal Baik overdosis yang menyebabkan bau dan rasa tidak sedap, maupun dosis rendah yang tidak efektif membunuh virus.
  • Keterbatasan sumber daya dan peralatan monitoring.
Solusi yang dapat diterapkan:
  • Pelatihan dan sosialisasi kepada operator dan manajemen PDAM.
  • Penggunaan teknologi monitoring otomatis untuk kadar klorin dan parameter kualitas air.
  • Perencanaan ulang titik injeksi dan pengembangan jaringan distribusi untuk mendukung residual klorin.
  • Kolaborasi dengan lembaga penelitian dan pemerintah untuk pengembangan metode disinfeksi yang efektif dan aman.

Studi Kasus dan Pengalaman Praktis​

Webinar PERPAMSI menghadirkan beberapa pengalaman praktis dari narasumber yang menunjukkan keberhasilan penerapan disinfeksi yang tepat:
  • PDAM yang melakukan injeksi klorin setelah proses filtrasi berhasil menjaga residual klorin hingga ujung jaringan.
  • Penggunaan kaporit cair dan gas klorin dengan pengendalian dosis yang tepat mengurangi keluhan pelanggan terkait bau dan rasa.
  • Monitoring rutin dan penggunaan aplikasi digital memudahkan pengawasan kualitas air secara real-time.

Tips Praktis untuk Menjaga Air Minum Aman dari COVID-19​

  • Pastikan proses disinfeksi dilakukan dengan dosis dan waktu kontak yang tepat.
  • Tempatkan titik injeksi pada posisi strategis, terutama setelah proses filtrasi.
  • Lakukan pengujian kadar klorin residual secara rutin di seluruh jaringan distribusi.
  • Jaga kebersihan instalasi pengolahan air dan peralatan disinfeksi.
  • Edukasi masyarakat tentang pentingnya air minum yang sudah didesinfeksi dan tidak perlu khawatir terhadap risiko COVID-19 dari air.
  • Siapkan rencana cadangan jika terjadi gangguan pasokan bahan kimia disinfektan.

Kesimpulan​

Disinfeksi air minum adalah langkah krusial dalam memastikan air yang didistribusikan aman dari virus SARS-CoV-2 dan mikroorganisme patogen lainnya. Dengan memahami dasar-dasar disinfeksi, memilih jenis disinfektan yang tepat, mengatur dosis dan titik injeksi secara benar, serta melakukan monitoring rutin, PDAM dapat memberikan layanan air minum yang aman dan berkualitas di masa pandemi.

Perhatian khusus terhadap aspek teknis dan manajemen disinfeksi akan membantu memutus rantai penyebaran COVID-19 melalui media air, sekaligus menjaga kesehatan masyarakat secara umum. Webinar PERPAMSI memberikan panduan dan wawasan berharga yang dapat dijadikan acuan praktis bagi seluruh pengelola air minum di Indonesia.


Artikel ini disusun berdasarkan Webinar PERPAMSI: "Disinfeksi untuk Pengolahan Air yang Aman dari COVID-19" tanggal 15 Juli 2020, dengan narasumber dari Institut Teknologi Bandung dan praktisi pengolahan air minum.
 
Back
Top