PUTRA
Putra Lematang, S.T.
Pengelolaan Non-Revenue Water (NRW) atau kehilangan air dalam sistem distribusi air minum, berdasarkan webinar yang diselenggarakan oleh PERPAMSI bersama ALB dan Schneider Electric pada April 2022. Pembahasan ini akan menguraikan pentingnya manajemen NRW, teknologi dan solusi terkini, serta strategi implementasi yang efektif untuk mengurangi kehilangan air.
Di Indonesia, tingkat NRW tercatat cukup tinggi, sekitar 33% pada tahun 2019, jauh di atas target nasional yang ingin menurunkan NRW menjadi 20% pada tahun 20241. Tingginya NRW menyebabkan pemborosan sumber daya air, kerugian finansial yang besar, serta peningkatan biaya operasional perusahaan air minum.
Di Indonesia, PDAM yang mengadopsi sistem manajemen NRW berbasis digital mulai merasakan peningkatan efisiensi operasional dan pengurangan kehilangan air. Misalnya, penggunaan sensor dan SCADA memungkinkan deteksi kebocoran secara cepat, sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum kerugian semakin besar.
Manajemen Non-Revenue Water (NRW) adalah tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan air minum di Indonesia dan dunia. Tingginya tingkat kehilangan air berdampak negatif pada keuangan, operasional, dan lingkungan. Namun, dengan penerapan teknologi digital canggih seperti SCADA, sensor tekanan, GIS mapping, dan software manajemen aset, serta audit dan pengelolaan tekanan yang tepat, NRW dapat dikurangi secara signifikan.
Pembahasan ini disusun berdasarkan webinar PERPAMSI bersama ALB dan Schneider Electric yang membahas solusi manajemen NRW dengan teknologi smart water system, serta praktik terbaik dari pengalaman global dan lokal di Indonesia.
Apa itu Non-Revenue Water (NRW) dan Mengapa Penting?
Non-Revenue Water (NRW) adalah air yang hilang dalam sistem distribusi air minum yang tidak menghasilkan pendapatan bagi perusahaan penyedia air. Kehilangan ini bisa terjadi karena kebocoran pipa, pencurian air, kesalahan pengukuran, atau air yang digunakan tanpa tercatat. Menurut data dari Bank Dunia, tingkat kehilangan air global mencapai sekitar 30-35%, yang berarti hampir sepertiga dari air yang diproduksi tidak sampai ke pelanggan dan tidak menghasilkan pendapatan1.Di Indonesia, tingkat NRW tercatat cukup tinggi, sekitar 33% pada tahun 2019, jauh di atas target nasional yang ingin menurunkan NRW menjadi 20% pada tahun 20241. Tingginya NRW menyebabkan pemborosan sumber daya air, kerugian finansial yang besar, serta peningkatan biaya operasional perusahaan air minum.
Dampak Negatif Tingginya NRW
- Kerugian Finansial: Air yang hilang tidak menghasilkan pendapatan, namun biaya produksi dan distribusi tetap harus ditanggung. Diperkirakan kerugian akibat NRW mencapai miliaran dolar setiap tahun secara global1.
- Beban Operasional dan Energi: Produksi air yang berlebihan untuk mengganti air hilang meningkatkan konsumsi energi dan mempercepat keausan infrastruktur.
- Dampak Lingkungan: Pemborosan air berdampak pada sumber daya air yang semakin menipis dan menimbulkan tekanan pada ekosistem.
- Penurunan Kualitas Layanan: Pelanggan menerima layanan yang tidak optimal, terutama jika kehilangan air menyebabkan tekanan air rendah atau gangguan distribusi.
Tantangan dalam Manajemen NRW di Indonesia
- Infrastruktur yang Usang: Banyak jaringan pipa distribusi yang sudah tua dan rentan bocor.
- Kurangnya Data dan Monitoring: Minimnya sistem monitoring real-time membuat sulit mendeteksi dan menanggulangi kebocoran secara cepat.
- Keterbatasan Sumber Daya: PDAM sering kekurangan dana dan tenaga ahli untuk melakukan audit dan perbaikan menyeluruh.
- Kesadaran dan Regulasi: Kurangnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan NRW dan regulasi yang mendukung implementasi teknologi modern.
Solusi Teknologi untuk Mengurangi NRW
1. Sistem Manajemen NRW Berbasis Digital
Schneider Electric bersama mitra seperti Mi'raj Consulting memperkenalkan solusi teknologi canggih untuk manajemen NRW, yang mengintegrasikan berbagai komponen seperti:- SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Sistem kontrol dan pengawasan yang memungkinkan monitoring jaringan distribusi secara real-time.
- Sensor Tekanan dan Aliran Dipasang di titik-titik strategis untuk mendeteksi kebocoran dan anomali tekanan.
- GIS (Geographic Information System) Mapping Memetakan jaringan pipa secara digital untuk memudahkan identifikasi titik masalah.
- Hydraulic Modelling Simulasi aliran air dalam jaringan untuk memprediksi dan mengoptimalkan distribusi air.
- Alarm dan Notifikasi Otomatis Memberikan peringatan dini saat terjadi kebocoran atau penurunan tekanan1.
2. Audit dan Master Planning
Audit NRW adalah langkah awal yang krusial untuk mengukur dan menganalisa tingkat kehilangan air secara akurat. Dengan data audit, perusahaan dapat merencanakan rehabilitasi jaringan dan strategi pengurangan NRW yang tepat sasaran.3. Pengelolaan Tekanan (Pressure Management)
Mengatur tekanan air dalam jaringan distribusi dapat mengurangi risiko kebocoran. Sistem manajemen tekanan otomatis dapat menyesuaikan tekanan sesuai kebutuhan, sehingga mengurangi stres pada pipa dan kebocoran.4. Penggunaan Software Manajemen Aset dan Perbaikan Terjadwal
Software seperti Avanza dari Schneider Electric membantu dalam pengelolaan aset, perencanaan perbaikan, dan pemeliharaan preventif sehingga mengurangi risiko kerusakan pipa dan kebocoran.Studi Kasus dan Implementasi
Beberapa negara maju seperti Denmark berhasil menurunkan NRW hingga 8%, jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia yang masih di angka 33%. Keberhasilan ini dicapai melalui kombinasi teknologi canggih, audit rutin, dan manajemen tekanan yang efektif.Di Indonesia, PDAM yang mengadopsi sistem manajemen NRW berbasis digital mulai merasakan peningkatan efisiensi operasional dan pengurangan kehilangan air. Misalnya, penggunaan sensor dan SCADA memungkinkan deteksi kebocoran secara cepat, sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum kerugian semakin besar.
Manajemen Non-Revenue Water (NRW) adalah tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan air minum di Indonesia dan dunia. Tingginya tingkat kehilangan air berdampak negatif pada keuangan, operasional, dan lingkungan. Namun, dengan penerapan teknologi digital canggih seperti SCADA, sensor tekanan, GIS mapping, dan software manajemen aset, serta audit dan pengelolaan tekanan yang tepat, NRW dapat dikurangi secara signifikan.
Pembahasan ini disusun berdasarkan webinar PERPAMSI bersama ALB dan Schneider Electric yang membahas solusi manajemen NRW dengan teknologi smart water system, serta praktik terbaik dari pengalaman global dan lokal di Indonesia.